Penyebab klasik yang terjadi dalam capaian penyerapan belanja selama tahun anggaran 2021.

Penyebab klasik yang terjadi dalam capaian penyerapan belanja selama tahun anggaran 2021.

Penyebab klasik yang terjadi dalam capaian penyerapan belanja selama tahun anggaran 2021.

Serang - Setelah menghadiri Rapat Paripurna DPRD Kota Serang tentang Tanggapan dan/Jawaban Walikota atas Pandangan Umum Fraksi-fraksi DPRD terhadap Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2021.

Walikota Serang Syafrudin, menjelaskan Upaya ekstensifikasi atau mencari potensi pendapatan yang baru, juga perlu dikaji lebih dalam, diantaranya adalah dengan cara mencari sumber pendapatan dari pemanfaatan barang milik daerah, termasuk didalamnya melakukan evaluasi dan optimalisasi atas kerjasama-kerjasama pemanfaatan barang milik daerah yang dimiliki oleh Pemkot Serang.

Selanjutnya terkait posisi realisasi belanja daerah di tahun anggaran 2021, dapat disampaikan bahwa secara umum besaran anggaran belanja daerah dalam APBD merupakan hasil keputusan bersama antara eksekutif dan legislatif, baik dalam proses penyusunan maupun dalam penetapan APBD.

Realisasi belanja daerah pada tahun anggaran 2021, mencapai 93,24%. Capaian ini turun sebesar 2,22% apabila dibandingkan realisasi belanja daerah di tahun anggaran 2020 yang mencapai 95,46%.

"Namun demikian apabila dilihat secara normal, realisasi belanja daerah di tahun anggaran 2021 lebih besar 5,85% dibandingkan realisasi belanja di tahun anggaran 2020". Ungkapnya

Kemudian ia melanjutkan Salah satu faktor penyebab turunnya tingkat capaian realisasi belanja pada tahun anggaran 2021 dibandingkan tahun sebelumnya, adalah karena tidak adanya perubahan APBD di tahun berkenaan.

"Namun demikian penyebab klasik yang terjadi dalam capaian penyerapan belanja, seperti terjadinya efesiensi belanja, gagal lelang dan proses perencanaan yang kurang akurat, masih ditemukan dalam proses pelaksanaan kegiatan selama tahun anggaran 2021". Jelas Syafrudin

Terkait sisa lebih Pembiayaan anggaran (SILPA) tahun anggaran 2021 sebesar 12,02 Miliar . Nilai ini lebih besar 135,63% dibandingkan SILPA di tahun anggaran 2020 sebesar 50,94 Miliar Rupiah. Penambahan ini terjadi selain disebabkan oleh adanya beberapa kewajiban yang belum terbayarkan di tahun anggaran, juga karena adanya pelampauan realisasi pendapatan dan efesiensi belanja yang berakibat terjadinya Surplus sebesar 68,08 Miliar Rupiah. Tambah Syafrudin. (HS/RED).

 

Pembuat Artikel : Benies Husaeni, M. Pd

Editor : Bagus Setya Kurniawan, SH, MH