21 Dec 2025
WIB
Berita Pemerintahan

Banda Aceh, 19 Desember 2025 - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menegaskan percepatan penanganan pascabencana banjir dan longsor di wilayah Sumatra Utara (Sumut), Sumatra Barat (Sumbar) dan Aceh terus dilakukan pemerintah, khususnya dalam pembangunan hunian sementara (huntara) dan hunian tetap (huntap) di berbagai daerah terdampak.

Hal itu disampaikan Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam konferensi pers di Pusat Informasi dan Media Center yang disediakan Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) RI di Banda Aceh, Jumat (19/12/2025)

”Hingga saat ini, tercatat masih ada 27 kabupaten/kota yang berada pada perpanjangan status tanggap darurat. Namun percepatan-percepatan penanganan terus dilakukan di semua sektor termasuk huntara dan huntap, ” kata Abdul Muhari.

Terkait hunian sementara di Aceh, BNPB mengungkapkan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang telah mengusulkan lokasi huntara di lahan perkebunan PTPN III seluas 10 hektare. Usulan tersebut saat ini tengah diproses secara administratif dan akan dilanjutkan dengan kajian mitigasi bencana sebelum digunakan.

“Pengkajian dari aspek mitigasi bencana menjadi penting agar lokasi huntara benar-benar aman dan tidak berisiko terdampak bencana serupa di masa depan,” ungkapnya.

Menurut BNPB, ada dua skema penanganan hunian bagi warga terdampak, yakni menempati huntara atau menerima Dana Tunggu Hunian (DTH) bagi warga yang sementara tinggal bersama keluarga atau kerabat. Besaran DTH ditetapkan sebesar Rp600 ribu per kepala keluarga per bulan.

Distribusi Logistik Terus Dioptimalkan

Sementara itu, progres pembukaan jalur transportasi menunjukkan perkembangan positif. Jembatan Teupin Reudeup (Awe Geutah) yang menjadi jalur alternatif Bireuen–Lhokseumawe telah diujicobakan sejak Kamis (18/12/2025) sore. 

Pembukaan jembatan itu diharapkan dapat melancarkan arus logistik dan mobilitas masyarakat, sembari menunggu penyelesaian jalur utama di Jembatan Kuta Blang yang saat ini masih dalam tahap pengerjaan dengan progres 60,5 persen.

BNPB mengakui tingginya animo masyarakat untuk menggunakan jembatan alternatif tersebut sejak dibuka. Karena itu, masyarakat diimbau tetap menjaga ketertiban dan mengikuti sistem antrean demi keselamatan bersama.

”Dengan dibukanya akses ini, kita harapkan arus orang dan barang bisa lebih lancar. Namun kami juga mengimbau masyarakat tetap tertib agar fungsi jembatan ini bisa optimal,” jelas Abdul Muhari.

Selain itu, tuturnya, progres pembangunan jembatan lain juga terus berjalan, di antaranya Jembatan Jeumpa/Cot Bada di Kota Bireuen yang telah mencapai 81 persen, serta sejumlah jembatan Bailey lain yang sudah mulai dikerjakan di berbagai titik.

Distribusi logistik di seluruh wilayah terdampak makin dioptimalkan seiring akses yang terbuka, termasuk di Provinsi Aceh, distribusi logistik terus diintensifkan. Hingga pukul 15.00 WIB, sebanyak 21 sorti udara dengan total muatan 21,04 ton telah disalurkan, terutama ke Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah.

”Kami terus memastikan kecukupan logistik di dua kabupaten tersebut agar kebutuhan dasar masyarakat terdampak tetap terpenuhi,” tutur Abdul Muhari.

BNPB menegaskan bahwa distribusi logistik secara nasional masih mencukupi. Hingga saat ini, total logistik yang masuk mencapai 1.205 ton, dengan sekitar 80 ton masih tersedia sebagai buffer stock untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat terdampak di tiga provinsi tersebut.

Operasi SAR dan OMC Terus Dilakukan

BNPB menyampaikan, operasi pencarian dan pertolongan (SAR) masih terus berlangsung di sejumlah wilayah terdampak. Di Sumut, operasi SAR dilakukan di empat sektor, di Sumbar di lima sektor, dan di Aceh masih berlangsung di enam kabupaten.

Walaupun beberapa indikator menunjukkan penurunan, operasi SAR masih terus kita lanjutkan sesuai dengan kondisi di lapangan

Catatan BNPB melaporkan jumlah korban meninggal dunia akibat bencana banjir dan tanah longsor di Provinsi Aceh, Sumut, dan Sumbar kembali bertambah. Hingga Jumat (19/12/2025) sore, total korban meninggal tercatat 1.071 jiwa, atau bertambah tiga orang dibandingkan data sehari sebelumnya yang berjumlah 1.068 jiwa.

Jumlah korban meninggal secara total di tiga provinsi ini bertambah tiga dari posisi kemarin. Per 19 Desember sore ini menjadi 1.071 jiwa

Selain itu, jumlah korban yang masih dalam daftar pencarian mengalami penurunan. Dari sebelumnya 190 orang, kini tersisa 185 orang. Sementara jumlah pengungsi juga berkurang signifikan, dari 537.185 jiwa menjadi 526.868 jiwa.

Sementara Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Aceh, Sumut dan Sumbar, juga masih terus dilakukan. Di Aceh, OMC dijalankan menggunakan dua pesawat dengan total bahan semai yang telah digunakan mencapai sekitar 40 ton, dan akan terus dioptimalkan untuk mengurangi potensi hujan ekstrem dan bencana susulan.

“Operasi modifikasi cuaca tidak kita hentikan. Ini terus kita lakukan untuk mengurangi risiko bencana lanjutan, terutama di wilayah yang sedang dalam tahap pemulihan,” ungkap Muhari lagi.

BNPB memastikan penanganan darurat dan pemulihan akan terus dilakukan secara terpadu, sembari memperkuat langkah pencegahan dampak kesehatan di pengungsian yang kini telah memasuki minggu keempat pascabencana.

Keyword:

BNPB,Banjir,Aceh Taming

Share: