
SERANG, Dinas Kesehatan Kota Serang menggelar acara Rembuk Stunting dalam aksi konvergensi Stunting untuk pencegahan dan penanggulangan Stunting Tingkat Kota Serang Tahun 2022, bertempat di Hotel Le Dian, Rabu (13/07). Hadir dalam kesempatan ini Kepala Dinas Kesehatan Kota Serang A. Hasanuddin, Kepala Dinas Bappeda M. Ridwan, Kepala Perwakilan OPD Kota Serang dan Narasumber dari LGCB ASR Regional 2 Bagda Kemendagri Regional 2 Adriyanto.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Serang A. Hasanuddin menjelaskan latar belakang dari acara ini adalah organisasi World health organization (WHO), yang pada tahun 2012 mendirikan pengurangan Stunting Sebesar 40% sebagai salah satu dari enam target gizi global yang harus dicapai pada tahun 2025.
Ia kembali menjelaskan, dampak Buruk dari Stunting secara jangka pendek adalah adanya penurunan kognitif pada anak dan dapat meningkatkan kerentanan penyakit pada masa anak dan dewasa dan dapat menurunkan 11% produk domestik bruto dan potensi kehilangan pendapatan pekerjaan sebanyak 20%, serta melebarnya kesenjangan ekonomi sehingga dapat mengurangi 10% dari total pendapatan.
Secara jangka panjangnya Stunting bagi si anak itu dapat berisiko Mulai dari postur tubuh yang tidak optimal saat dewasa (lebih pendek), meningkatkan risiko obesitas, performa belajar menjadi berkurang, dan produktivitas yang tidak optimal.
"Penyebab Stunting pada anak adalah Kurang asupan Gizi, Pola asuh yang tidak sesuai, adanya infeksi bakteri/kuman dan Pola hidup yang tidak bersih". Jelasnya
Ia menambahkan Menurut data badan dunia World health organization (WHO) atau organisasi kesehatan dunia menunjukkan Prevalensi Stunting pada tahun 2020 adalah 22% Balita Stunting atau 149,2 Juta, dan Riskesdas 2018 menunjukkan Indonesia 30,8%, Provinsi Banten 24,1%, dan target WHO < 20%. Serta Studi status Gizi Indonesia (SSGI) juga menunjukkan bahwa pada Tahun 2019 Prevalensi Stunting Indonesia 27,7%, Provinsi Banten 23,4%, Kota Serang 38,6% , dan SSGI tahun 2021, Indonesia 24,4%, Provinsi Banten 24,5% dari 8 Kabupaten/Kota, Kota Serang 23,4%.
Lebih lanjut ia menjelaskan, bahwa RPJMD Kota Serang pada tahun 2018 - 2023 memiliki visi terwujudnya Kota Peradaban yang berdaya dan berbudaya dengan misi menguatkan peradaban berbasis nilai-nilai kemanusiaan.
"Sehingga isi dari RPJMD ini adalah tujuannya untuk terwujudnya SDM sehat, cerdas dan berbudaya". Sambungan A. Hasanuddin
Selanjutnya Asda II Kota Serang Yudi Suryadi sebelum membuka acara ini menyampaikan, Stunting adalah anak balita dengan nilai z - skornya kurang dari - 2SD/ standar deviasi dan kurang dari -3SD. Masalah Stunting ini dialami oleh seluruh dunia termasuk Kota Serang.
Ia kembali menyampaikan dalam Mencegah masalah Stunting ini perlu dimulai dari para Calon pengantin (Catin), Ibu hamil (bumil) dan ibu menyusui (busui), bayi, balita, anak sekolah dan terakhir remaja.
Dalam pengaplikasian pencegahan Stunting di Kota Serang sendiri telah membentuk kader kesehatan remaja anti Stunting dengan membuat Duta Serang Jawara anti anemia atau Duta Sejati.
"Dengan pengaplikasian nya di sekolah mendorong untuk meminum tablet penambah darah 1 tablet perminggu". Jelasnya
Selain itu Posyandu Remaja juga sudah berjalan dengan sasaran remaja usia 10-18 tahun guna meningkatkan peran remaja dalam perencanaan, Pelaksanaan dan evaluasi posyandu remaja Serta masih banyak lagi program-program yang telah dilakukan untuk mencegah Stunting ini.
"Jadi intinya hanya Meningkatkan lintas sektoral dan masyarakat dalam menjalankan program-program di Kota Serang". Tambah Yudi Suryadi. (HS/RED).
Pembuat artikel : Benies Husaeni, M. Pd
Editor : Bagus Setya Kurniawan, SH, MH
Share:
Categories
More News





