Pedoman Penyelenggaraan Ibadah Ramadhan dan Idul Fitri 1433H

Pedoman Penyelenggaraan Ibadah Ramadhan dan Idul Fitri 1433H

Pedoman Penyelenggaraan Ibadah Ramadhan dan Idul Fitri 1433H

Bulan suci Ramadan tahun ini, Kementerian Agama Republik Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Menteri Agama No. 08 Tahun 2022, Tentang Pedoman Penyelenggaraan lbadah Ramadan dan ldul Fitri 1443H. Maksud dan Tujuannya adalah demi menjaga keamanan dan kenyamanan selama menjalankan lbadah Puasa, dan terhindar dari virus corona Covid-19, yang belum berakhir.

Diantara isi dari Surat Edaran Menteri Agama itu adalah;

Satu Umat Islam dalam melaksanakan ibadah Ramadan dan Idul Fitri sesuai dengan ketentuan syariat Islam.

Dua Umat Islam dianjurkan mengisi dan meningkatkan amalan Ramadan, seperti salat tarawih, iktikaf, tadarus Al-Qur'an, pengajian, zakat, infak, sedekah, dan wakaf dengan tetap memperhatikan protkes.

Tiga Dalam penyelenggaraan ibadah Ramadan dan ldul Fitri, pengurus dan pengelola masjid/musala memperhatikan Surat Edaran Menteri Agama mengenai pelaksanaan kegiatan peribadatan/keagamaan di tempat ibadah pada masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat sesuai dengan status level Wilayah masing-masing dan menerapkan prokes.

Empat Pengurus dan pengelola masjid/ musala sebagaimana dimaksud pada angka 3 wajib menunjuk petugas yang memastikan sosialisasi dan penerapan protkes kepada seluruh jemaah.

Lima Pejabat dan Aparatur Sipil Negara Kementerian Agama dilarang mengadakan atau menghadiri kegiatan buka puasa bersama, sahur bersama/open house ldul Fitri.

Enam Masyarakat yang mengadakan kegiatan buka puasa bersama, sahur bersama/open house Idul Fitri harus memperhatikan protkes.

Tujuh Vaksinasi Covid-19 dapat dilakukan di bulan Ramadan dengan mengikuti panduan kesehatan.

Delapan Kegiatan pengumpulan dan penyaluran zakat maal, zakat fitrah, infak, dan sedekah oleh Badan Amil Zakat Nasional, Lembaga Amil Zakat, dan masyarakat dilakukan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Sembilan Para mubaligh/penceramah agama diharapkan berperan memperkuat nilai-nilai keimanan, ketakwaan, persatuan, kerukunan, kemaslahatan umat, dan kebangsaan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui materi dan bahasa dakwah yang bijak dan santun sesuai dengan tuntunan Al-Qur'an dan As-Sunnah, serta tidak mempertentangkan masalah khilafiyah.

Sepuluh Masyarakat diimbau untuk mengumandangkan takbir pada malam ldul Fitri Tahun 1443 H/2022 M di masjid/ musala atau rumah masing-masing.

Sebelas Penggunaan pengeras suara mengacu pada Surat Edaran Menteri Agama Nomor SE.05 Tahun 2022 tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Musala.

Dua belas Salat Idul Fitri 1 Syawal 1443 H/2022 M dapat dilaksanakan di masjid atau di lapangan terbuka dengan memperhatikan prokes. (HS/RED).