Begini Jawaban Kepala Dinas Kesehatan Kota Serang Terkait Balita Stunting di Kasemen

Begini Jawaban Kepala Dinas Kesehatan Kota Serang Terkait Balita Stunting di Kasemen

Begini Jawaban Kepala Dinas Kesehatan Kota Serang Terkait Balita Stunting di Kasemen

SERANG,- Beredarnya berita di media online terkait pemerintah kota Serang yang tidak serius menangani balita gizi buruk terdampak stunting atas nama Sri Putri Maulida, anak dari pasangan Suwandi dan Filasari yang bertempat tinggal di Cikepuh, Kel. Unyur, Kec. Serang, tidak benar adanya. Hal ini ditanggapi langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan, Dr.H. Ahmad Hasanuddin, MM.Kes pada Senin (30/1/2023).

"Terkait dengan apa yang disampaikan bahwa pemerintah kota Serang tidak serius menangani kasus stunting, itu tidak benar. Secara garis besar kita bersama-sama menanggulangi kasus stunting, bahkan kasus stunting ini tidaklah ditangani oleh Dinas Kesehatan saja, karena kasus gizi buruk dan stunting akan selesai jika lintas OPD, tokoh masyarakat, dan masyarakat bekerja secara bersama untuk menyelesaikannya." ujarnya.

Ahmad mengatakan jika Dinas Kesehatan hanya dapat menyelesaikan kasus sekitar 20-30%, selebihnya 70-80% berasal dari non-kesehatan atau kesadaran dari orang tua anak itu sendiri akan pentingnya kebersihan dan gizi yang baik untuk anak.

"Kasus stunting ini harus diselesaikan ibaratnya dari hulu sampai ke hilir, artinya kasus stunting ini tidak bisa diselesaikan oleh Dinas Kesehatan saja, Dinas Kesehatan hanya menangani sekitar 20-30% saja, secara spesifik kita mengarah kepada balitanya, kita perbaiki gizinya sehingga bisa bertumbuh dan kembang secara baik." jelasnya.

"Disamping itu, 70-80% nya berasal dari non-kesehatan, seperti lingkungan, sumber air, pola asuh orang tua, sanitasi, termasuk pendapatan juga harus diperbaiki, dengan pendapatan yang cukup maka gizi sang anak juga akan tercukupi." sambungnya

Menanggapi pemberitaan mengenai pertumbuhan balita gizi buruk yang pertumbuhannya lambat, Ahmad memberikan pengecualian. Menurutnya, balita ini berbeda dengan yang lainnya. Hal ini dikarenakan status Siti Putri Maulida adalah balita pasien Gizi buruk dengan penyerta kelainan jantung bawaan (KJB).

Terkait apa yang dikatakan ibu dari balita bahwasanya pemerintah kota Serang hanya melakukan monitoring dan memberikan bantuan satu kali saja, hal ini langsung di klarifikasi oleh kepala Dinas Kesehatan.

"Tidak benar, secara tidak langsung kami melakukannya dengan diselenggarakannya secara rutin puskesmas atau posyandu. Perlu diketahui bahwa kita juga mengadakan pos gizi, sehingga balita dan ibu hamil dengan gizi kurang bagus akan diberikan makanan tambahan, pos ini sudah ada dari tahun lalu dan merupakan program pemerintah. Juga secara langsung kami melakukan monitoring yang sudah terjadwal." ucapnya.

Terakhir, adanya berita yang menyebutkan jika Dinas Kesehatan Kota Serang tidak transparan terhadap data angka kenaikan stunting di kota Serang. Hal ini tidak dibenarkan oleh kepala Dinas Kesehatan, karena dirinya merasa sudah menyampaikan semua data gizi buruk dari setiap kecamatan pada saat Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tingkat Kecamatan Kasemen Kota Serang, di Pondok Kelapa (Pokel) pada Jumat lalu.

"Kemarin saat Musrenbang tingkat Kecamatan Kasemen Kota Serang, di Pondok Kelapa saat menyampaikan terkait data tersebut tidak hanya di satu kecamatan, bahkan ada enam kecamatan menyaksikan, selain itu juga ada banyak tokoh masyarakat dari setiap kecamatan, para lurah, wartawan. Saya sampaikan semua data gizi buruk dari setiap kecamatan tanpa ada yang ditutup-tutupi." tutupnya.

Data terakhir yang didapatkan, data dari balita terdampak gizi buruk dan stunting sudah di backup di puskesmas Unyur dan setiap hari sudah diberikan makanan pendukung serta sudah memiliki BPJS. Namun, orang tua masih belum mau membawa anaknya ke rumah sakit dengan alasan tidak memiliki biaya. (WA-MFA/RED)

 

Pembuat berita: Wafa Amatullah & M. Fikri Aslama