02 Aug 2025
WIB
Berita Serba - Serbi

Siapa bilang bertani itu jadul? Di Banten, dunia pertanian perlahan berubah. Nggak cuma soal bajak sawah dan panen padi, tapi juga soal inovasi, digitalisasi, dan semangat anak muda. 

‘Yups’ inilah era generasi baru yang siap menjawab tantangan ketahanan pangan masa depan.

Petani Milenial: Siapakah Mereka?

Petani milenial bukan berarti yang memakai outfit (Pakaian) trendi/kekinian sambil memetik cabai. Tapi mereka adalah anak muda yang melihat peluang, memanfaatkan kemajuan media sosial serta melek teknologi digital. 

Di Banten, mereka mulai tumbuh, baik yang lahir dari keluarga petani maupun yang 'hijrah' dari dunia kota karena melihat potensi besar di sektor pangan. 

Salah satunya adalah Wahidin Muhammad, warga Kabupaten Pandeglang, yang sukses memanfaatkan lahan pekarangan rumahnya untuk berkebun. 

Berawal dari kebutuhan pangan keluarga, Wahidin kini mampu menciptakan ketahanan pangan mandiri sekaligus menghasilkan cuan dari hasil kebun sayurannya.

Namun tentu, perjuangan mereka tidak mudah. Tantangannya beragam, mulai dari akses lahan terbatas, minimnya modal usaha, serta stigma bahwa "Bertani itu kotor dan panas". 

Tetapi justru disinilah menariknya, generasi muda tidak mudah menyerah; mereka justru menjadikan tantangan itu sebagai peluang untuk berinovasi.

Inovasi Pertanian Digital di Banten

Menurut data dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia, program Youth Entrepreneur and Employment Support Services (YESS) pada 2023 menyebutkan bahwa petani milenial adalah kunci regenerasi sektor pertanian yang saat ini mulai ditinggalkan generasi tua. 

Salah satu provinsi yang menjadi target program ini adalah Banten, terutama di Kabupaten Lebak dan Pandeglang.

Program ini melibatkan pelatihan kewirausahaan, fasilitasi akses permodalan, hingga penguatan kelembagaan pertanian untuk generasi muda.

Tunggu apalagi. Sudah saatnya anak muda memanfaatkan peluang digital di bidang pertanian, sebab pemerintah sudah siapkan starter pack-nya!

Regenerasi Itu Penting!

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2023 menunjukkan rata-rata usia petani nasional sudah di atas 45 tahun. Jika regenerasi tidak dilakukan, siapa yang akan meneruskan pekerjaan penting ini dalam menopang kebutuhan pangan setiap orang? 

Nah, disinilah petani milenial jadi harapan baru untuk terlibat dalam ketahanan pangan. 

Pemerintah daerah juga tidak tinggal diam. Dinas Pertanian Provinsi Banten aktif mendorong program Pertanian Masuk Sekolah (PMS), pelatihan kewirausahaan pertanian untuk mahasiswa, sampai pemberian bantuan alat dan benih untuk petani muda. Jadi, petani milenial bukan cuma digugah, tapi juga benar-benar difasilitasi.

Jadi, Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Anak muda di Banten, kini saatnya melirik dunia pertanian. Nggak harus langsung nyangkul di sawah, ada banyak peluang seperti menjadi content creator pertanian, data analyst pertanian, atau bahkan pengusaha agroteknologi. Dunia pertanian membutuhkan orang-orang kreatif, inovatif, dan penuh semangat.

Mari berikan apresiasi lebih terhadap anak-anak muda yang memilih jalan sunyi, menjadi petani masa depan.

Salam dari ladang!

Banten tidaklah kekurangan generasi hebat. Petani milenial lah buktinya. Yuk, dukung dan sebarkan semangat bertani kekinian ini! (ram/red)

Sumber : bantenprov.go.id

Share: