KOTA SERANG – Pemerintah Kota (Pemkot) Serang terus menunjukkan keseriusannya dalam menekan angka pengangguran agar terus turun. Salah satu fokus utama yang dilakukan yakni mencarikan solusi pembiayaan pelatihan bagi para pencari kerja (pencaker), agar dapat terserap dan ditempatkan sesuai dengan kebutuhan lowongan kerja yang tersedia.
Sejumlah upaya terus digencarkan Pemkot Serang, di antaranya dengan mengupayakan anggaran pelatihan, baik pelatihan bahasa maupun peningkatan soft skill bagi calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kota Serang. Langkah ini dilakukan agar sebelum diberangkatkan ke luar negeri, para pencaker telah memiliki kemampuan bahasa sesuai dengan negara tujuan.
Namun demikian, biaya pelatihan bagi PMI diketahui cukup tinggi, yakni mencapai Rp40 juta hingga Rp43 juta per orang. Besarnya biaya tersebut menjadi perhatian serius Pemkot Serang agar para pencaker tidak terbebani.
Wakil Wali Kota Serang, Nur Agis Aulia, mengatakan Pemkot Serang terus mengupayakan berbagai skema pembiayaan pelatihan dan pengurusan perizinan PMI. Mulai dari kerja sama dengan Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (APJATI), Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Serang, hingga menggandeng bank-bank Himbara.
“Untuk APJATI, kita (Pemkot Serang) sudah melakukan MoU. Ke depan, kita akan membangun kerja sama dengan BBPVP Serang dan Bank Himbara terkait pembiayaan pelatihan PMI agar bisa dikerjasamakan,” ujar Agis.
Tak hanya sampai di situ, Pemkot Serang juga mengajak para pengusaha dan investor yang ada di Kota Serang untuk turut berkontribusi membantu pembiayaan pelatihan dan pengurusan izin PMI melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR).
Di sisi lain, Agis berharap pembentukan kampung-kampung bahasa asing di Kota Serang dapat segera direalisasikan. Dengan adanya kampung bahasa, masyarakat yang ingin bekerja ke luar negeri dapat lebih cepat menguasai bahasa negara tujuan tanpa harus mengeluarkan biaya pelatihan yang besar.
“Selain biaya pelatihan bahasa bisa diminimalisir, masyarakat juga akan lebih terampil berbahasa asing. Banyak manfaat yang bisa diperoleh jika kampung bahasa ini terwujud sebagai pusat pembelajaran,” bebernya.
Sementara itu, Sekretaris Disnakertrans Kota Serang, Agus Hendrawan, menambahkan bahwa kampung bahasa asing tidak hanya berfungsi sebagai pusat pelatihan bahasa, tetapi juga berpotensi menjadi magnet pertumbuhan ekonomi bagi lingkungan sekitar.
“Waktu pelatihan bahasa itu tidak sebentar, bisa mencapai 8 sampai 10 bulan. Kalau kampung bahasa ini jadi, ekonomi di sekitarnya juga akan tumbuh, seperti kos-kosan, pedagang makanan, kuliner, dan usaha lainnya yang bermunculan,” terang Agus.
Masih kata Agus, tidak hanya menggelontorkan anggaran pelatihan bahasa, PemkotSerang juga kerap mengadakan pelatihan-pelatihan keterampilan sebelum calon naker ditempatkan untul mengisi lowongan yang ada di Kota Serang dan sekitarnya.
"Seperti yang baru saja kita lakukan, Pemkot Serang melakukan pelatihan soft skill, sablon, barista, menjahit, dan masih banyak lagi agar pencaker lebih siap sebelum ditempatkan untuk bekerja, " kata Agus.(DK/RED)
Keyword:
Pemkot Serang,Pengangguran Kota Serang,Tekan Pengangguran,Disnakertrans Kota Serang,Wakil Wali Kota Serang,Nur Agis Aulia
Share:
Tag
Categories
More News
PEMERINTAH KOTA SERANG