Berita Serba - Serbi

KOTA SERANG - Hampir 3 jam lebih intensitas hujan cukup deras mengguyur Ibu Kota Provinsi Banten, Kota Serang. Hingga saat ini curah hujan yang disertai hembusan angin masih berlangsung di Kota Serang. 

Nampak beberapa kendaraan roda dua dan empat terparkir di area kantor palkiran dan lapangan. Terlihat juga beberapa genangan di sekitar jalan, taman dan lapangan yang mana menandakan curah hujan tinggi dan durasi cukup lama.

Dilansir dari BMKG, Perkiraan Cuaca beberapa Kecamatan di Kota Serang mayoritas akan diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga lebat. 

Seperti di kecamatan Serang status hujan ringan dengan suhu 25-29⁰, dan kelembaban 79-90%, kecamatan Kasemen status berawan dengan suhu 25-29⁰, dan kelembaban 80-89%, kecamatan Walantaka status hujan ringan dengan suhu 25-29⁰, dan kelembaban 80-90%, kecamatan Curug status hujan ringan dengan suhu 25-29⁰, dan kelembaban 84-90%, kecamatan Cipocok Jaya status hujan ringan dengan suhu 25-29⁰, dan kelembaban 81-90%, dan kecamatan Taktakan status hujan ringan dengan suhu 25-29⁰, dan kelembaban 84-92%.

Dari 6 kecamatan, hampir wilayah tersebut semuanya diguyur hujan mulai dari siang hingga menjelang sore.

Mitigasi bencana dan langkah konkret penanggulangan bencana telah digelar Oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Serang Bersama BPBD Kota Serang dengan menggelar simulasi bencana. Mulai dari antisipasi dan/atau cara penanggulangannya sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).

Plh. Kalaksa BPBD Kota Serang, Diat Hermawan pernah mengimbau, bahwa Dari ke-6 kecamatan yang ada di Kota Serang, terdapat 3 kecamatan yang masuk dalam zona waspada, karena berada di posisi rawan. 

Ketiga wilayah itu, kata Diat di antaranya Kecamatan Serang, kecamatan Kasemen, dan kecamatan Cipocok Jaya. Ia juga mengungkapkan kewaspadaan dan persiapan mitigasi bencana sedari dini diperlukan. Karena menurutnya, bencana itu tidak dapat diprediksi, sehingga bisa terjadi dengan tiba-tiba.

“Ya resah juga gimana ya, tapi itu kan alam, bukan perbuatan seseorang. Jadi ya berharap itu saja, kita lakukan penguatan dini, masing-masing individu dan lingkungannya. Termasuk jaga kondisi badan,” katanya (red-), beberapa waktu lalu 

Ia mengungkapkan terkait layanan darurat BPBD Kota Serang telah membuka akses call center dan media sosial selama 24 jam. Selain itu, kata Diat personil BPBD juga selalu standby baik yang jaga di kantor maupun dalam keadaan on call di rumah.

“Alhamdulillah, selama saya di BPBD, kejadian malam itu nggak ada yang di ganti hari atau nunggu besok. Saat itu juga langsung kita kerjakan. 27  petugas standby terus,” kata Diat.

Ia juga menerangkan bahwa pola kerja personel BPBD itu terbagi menjadi tiga regu dan setiap regunya bekerja 2 (dua) secara berturut-turut.

“Satu shift itu 24 jam, jadi ada tiga regu. Regu satu hari ini sampai besok, besoknya lagi regu dua, lalu regu tiga. Jadi ada kesempatan dua hari istirahat, tapi status tetap on call, yang Artinya yang lepas piket tetap siap ke lapangan kalau ada apa-apa,” terang Diat 

“Kalau ada kejadian di beberapa titik sekaligus, ya semua saya turunkan. Perempuan, operator, laki-laki semua ikut. Bahkan kalau keteter, saya juga turun langsung. Itu langkah taktis kita,” imbuhnya

Perlu disampaikan bahwa tujuan mitigasi bencana, yaitu untuk Mengurangi risiko dan dampak yang ditimbulkan oleh bencana, khususnya korban jiwa dan kerugian finansial. Selain itu, tujuan berikutnya adalah Menjadi pedoman bagi pemerintah dalam perencanaan pembangunan yang aman, sehingga kedepannya bisa Meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan kemampuan masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana. 

Perlu diketahui, di beberapa lokus di Kota Serang pernah terjadi banjir, gempa, air laut rob dan sebagainya. Untuk itu antusias dini dan mawas diri menjadi langkah konkret utama sebelum terjadi bencana tersebut.

Semoga kebaikan dan keselamatan senantiasa mengiringi seluruh warga Masyarakat Kota Serang, sehingga bencana yang tidak diinginkan dijauhkan dari wilayah Kota Serang khususnya dan umumnya di seluruh wilayah tanah air tercinta, yakni Indonesia. (HS/RED)

Penulis artikel : Benies Husaeni