16 May 2025
WIB
Berita Pemerintahan

Akhir-akhir ini Kokom merasa gerah dan cuaca tak menentu, kalian merasakannya gak sih ce'es, hal ini bukan tanpa alasan ternyata faktanya memang bumi yang kita tinggali ini mengalami kenaikan suhu yang sangat drastir kenaikan suhu ini yang sering kita sebut Global Warming atau pemanasan global.

Pemanasan global merupakan fenomena naiknya suhu bumi secara global hingga melebihi suhu rata- rata normal. Pemanasan global menyebabkan suhu di muka bumi semkain tinggi sehingga gelombang panas sering terasa dan terjadi perubahan iklim yang ekstrim.

Pemanasan global menjadi salah satu faktor seleksi alam untuk spesies- spesies di muka bumi. Spesies yang tidak dapat bertahan hidup karena cuaca dan iklim akan mati sehingga lama- lama punah. Selain itu, kepunahan juga terjadi akibat telur-telur calon individu betina gagal menetas karena suhu yang terlalu hangat. Padahal kita tahu, tanpa individu betina, spesies tidak dapat berkembang biak sehingga tidak lestari dan akan punah.

Selain itu hewan-hewan akan terus merasa dehidrasi dan kelaparan selain sumber alam dan lingkungan yang semakin mengkhawatirkan, membuat beberapa hewan akan mati dan berkurang jumlahnya secara perlahan karena tidak bisa bertahan hidup, banyaknya pembukaan lahan hutan untuk menjadi kebun sawit atau pemukiman membuat habitat mereka terganggu, pencemaran air yang semakin mengkhawatirkan membuat mereka menjadi berumur pendek.

Selain itu banyaknya penebangan hutan liar dan beberapa jenis tanaman yang diambil untuk diperjualbelikan semakin marak dan membuat ekosistem menjadi rusak, semakin sedikitnya ruang terbuka hijau maka akan berdampak pada kehidupan manusia mendatang, karena alam selalu memenuhi kebutuhan hidup manusia tapi tidak untuk memenuhi keserakahan manusia seperti apa yang diucapkan oleh Mahatma Gandhi.

Jadi mari selama kita melawan corona kita juga tetap harus peduli akan lingkungan kita stay save and stay health. Karena bukan cuma kita yang berperang melawan virus tapi alam juga sedang melawan keserakahan manusia, kalau tak dimulai hari ini, maka kapan lagi. (TY/RED).

 

Foto : Istimewa

Penulis artikel : Try Yudistira, S. Kom

Editor : Bagus Setya Kurniawan, SH, MH

Share: