15 Dec 2025
WIB
Berita Pemerintahan

KOTA SERANG – Pemerintah Kota (Pemkot) Serang menggelar teleconference bersama puluhan Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kota Serang yang saat ini bekerja di Jepang. Kegiatan tersebut dilakukan untuk memastikan kondisi para PMI berjalan baik dan lancar selama bekerja di luar negeri.

Hasilnya, para PMI mengaku merasa senang dan betah bekerja di Jepang, lantaran upah yang diterima tergolong tinggi, bahkan mencapai Rp25 juta per bulan.

Teleconference dipimpin langsung oleh Wakil Wali Kota Serang Nur Agis Aulia, didampingi Sekretaris Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Serang, Herry Suswanto, serta Sekretaris Disnakertrans Kota Serang Agus Hendrawan, melalui Zoom Meeting di Kantor Diskominfo Kota Serang, Minggu (14/12/2025) sore.

Sekadar informasi, teleconference merupakan teknologi komunikasi jarak jauh berbasis audio dan video yang memungkinkan banyak pihak untuk berinteraksi secara langsung. Melalui kegiatan ini, Pemkot Serang ingin memastikan seluruh PMI asal Kota Serang yang bekerja di Jepang berada dalam kondisi aman, sehat, dan tidak mengalami kendala berarti selama di luar negeri.

Pantauan di lapangan, teleconference berlangsung lebih dari satu jam. Para PMI mendapat kesempatan untuk menceritakan pengalaman mereka selama bekerja di Jepang, termasuk menjelaskan besaran gaji pokok yang diterima setiap bulan. Dari pengakuan para PMI, upah yang diterima berkisar antara Rp22 juta hingga Rp27 juta per bulan.

Komunikasi dua arah antara Wakil Wali Kota Serang Nur Agis Aulia dengan para PMI berlangsung lancar. Beragam pertanyaan dilontarkan, mulai dari asal daerah PMI, kondisi cuaca di Jepang, hingga sistem kerja dan besaran upah yang diterima.

Para PMI mengaku betah bekerja di Jepang karena sistem kerja yang disiplin dan upah yang cukup besar. Bahkan, Agis sempat diajak melihat kondisi sekitar tempat tinggal dan kerja para PMI melalui layar teleconference.

“Bagaimana keadaannya di sana? Betah tidak? Berapa upah yang diterima?” tanya Agis, yang dijawab serempak bahwa seluruh PMI dalam kondisi baik.

Mendengar upah PMI yang tembus hingga Rp25 juta per bulan, Agis pun sempat melontarkan candaan.

“Gaji kalian ternyata lebih besar daripada saya, gaji saya cuma sekitar 20 persennya saja,” ujar Agis, yang disambut senyum para PMI dan peserta teleconference di ruang Diskominfo.

Meski demikian, Agis mengaku sangat senang dapat mendengar langsung kabar baik dari para PMI asal Kota Serang.

“Tetap semangat, tetap fokus bekerja, dan jaga nama baik Kota Serang di sana,” pesan Agis.

Dalam suasana akrab, komunikasi pun tak jarang diselingi bahasa Jaseng (Jawa Serang), membuat suasana semakin hangat.

“Pada kangen tidak sama kampung halaman? Kangen Alun-alun Serang? Kangen Pantai Gope?” tanya Agis, yang dijawab kompak dengan anggukan para PMI di Jepang.

Salah satu PMI asal Ciracas, Kota Serang, Afni Sofiyan, mengaku baru tiga bulan bekerja di Osaka, Jepang, sebagai perawat. Ia mengaku senang bisa bekerja di luar negeri meski harus beradaptasi dengan perbedaan cuaca yang ekstrem.

“Saya senang bekerja di sini. Kondisi saya baik, hanya perlu membiasakan diri karena cuacanya cukup ekstrem, bahkan bersalju,” ujarnya.

PMI asal Kecamatan Walantaka, Elsa, juga mengaku salju di wilayah tempatnya bekerja cukup tebal. Ia menyebut gaji yang diterimanya berkisar Rp22 juta hingga Rp27 juta per bulan.

“Itu baru gaji pokok, belum termasuk lembur,” katanya.

Sementara itu, PMI asal Cipocok dan Taktakan, Amri dan Salomo, mengaku telah berhasil membeli tanah dari hasil bekerja di Jepang.

Hal senada disampaikan Habibi, PMI asal Kecamatan Kasemen. Meski sesekali rindu kampung halaman, ia merasa puas bekerja di Jepang karena lingkungan kerja yang baik dan hasil yang menjanjikan.

“Alhamdulillah, tempat kerja saya kondisinya baik dan jam kerjanya cukup santai,” ujarnya.

Habibi menambahkan, banyak kerabatnya di Kota Serang yang menanyakan cara berangkat kerja ke luar negeri. Ia pun menyarankan agar rutin memantau informasi lowongan kerja dari Disnakertrans Kota Serang.

“Keuleman sirane bisa berangkat ke luar negeri,” ujar Habibi menirukan pertanyaan rekannya menggunakan bahasa Jaseng.

Sementara itu, Sekretaris Disnakertrans Kota Serang Agus Hendrawan menjelaskan, Pemkot Serang terus menggulirkan berbagai program penempatan tenaga kerja, baik lokal, Jabodetabek, luar Pulau Jawa, hingga luar negeri, guna menekan angka pengangguran.

“Penanganan pengangguran kita lakukan dari berbagai sektor, mulai lokal hingga ke luar negeri, semuanya kita fasilitasi,” jelas Agus.

Ia menambahkan, Pemkot Serang telah menandatangani kerja sama (MoU) dengan APJATI, dan dalam waktu dekat akan menjalin kerja sama dengan BBPVP Serang, Apindo, serta bank Himbara terkait pembiayaan pelatihan.

“Pelatihan bahasa membutuhkan anggaran besar dan waktu yang cukup lama, sehingga perlu kolaborasi agar kuota penempatan PMI bisa terus meningkat setiap tahunnya,” pungkasnya.(DK/RED)

Keyword:

Pemkot Serang,Kota Serang,PMI Kota Serang,Pekerjaan Migran Indonesia,PMI di Jepang,Nur Agis Aulia, Wakil Wali Kota Serang

Share: