WAMENDES PDTT AJAK SELURUH PIHAK TINGKATKAN KOMITMEN KOLABORASI UNTUK TERCAPAINYA SDGS

WAMENDES PDTT AJAK SELURUH PIHAK TINGKATKAN KOMITMEN KOLABORASI UNTUK TERCAPAINYA SDGS

WAMENDES PDTT AJAK SELURUH PIHAK TINGKATKAN KOMITMEN KOLABORASI UNTUK TERCAPAINYA SDGS

KUPANG – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menggelar International Conference on Sustainable Rural Development in Border Areas  di Hotel Aston, Kupang, pada Jumat (13/1/2023).
 
Selain dihadiri pejabat tinggi madya dan pratama di lingkungan Kemendes PDTT, acara ini juga dihadiri oleh pemerintah provinsi Nusa Tenggara Timur serta mitra kerja Kemendes PDTT baik di dalam maupun di luar negeri.
 
Dalam sambutannya, Wamendes PDTT Budi Arie Setiadi  mengatakan bahwa pembangunan desa adalah keniscayaan dalam upaya mewujudkan masyarakat yang makmur, sejahtera, dan percaya pada demokrasi serta kemampuannya untuk menciptakan masyarakat yang adil, merata, makmur serta inklusif.
 
Menurutnya, saat  ini dunia telah berubah lebih cepat dari sebelumnya, banyak disrupsi, banyak persoalan-persoalan baru dan tantangan-tantangan baru yang belum pernah terjadi sebelumnya. 
 
“Krisis demi krisis terus menguji fondasi pembangunan nasional kita. Namun desa-desa Indonesia telah membuktikan ketangguhannya. Desa mampu menjadi penahan, penopang kesatuan negara republik Indonesia,” ungkapnya.
 
Oleh karena itu, pelaksanaan Konferensi Internasional ini juga didasari oleh tema kunci SDGs dan Kolaborasi. Dua hal yang senantiasa menjadi referensi utama berbagai negara dalam melaksanakan pembangunan, khususnya dalam hal pembangunan desa.
 
Di tengah ancaman dan tidak tercapainya target-target SDGs di tahun 2030 akibat dampak pandemi dan berbagai disrupsi global, lanjut Wamen Budi Arie, Kemendes PDTT mencoba menawarkan konsep SDGs Desa yang diharapkan dapat mengakselerasi pencapaian target-target SDGs global, setelah dimodifikasi dan dilokalkan pada tingkat desa, dan melalui intervensi kebijakan yang berbasis pada pendataan mikro di level desa.
 
SDGs Desa sendiri telah berkontribusi positif terhadap keberhasilan Indonesia dalam menghadapi pandemi COVID-19 dan seluruh dampak yang ditimbulkannya. Ia berharap keberhasilan pencapaian SDGs Desa ini dapat berkontribusi pada 80% pencapaian SDGs nasional Indonesia. 
 
“Di tingkat internasional, konsep SDGs Desa telah mendapat rekognisi dari sejumlah mitra pembangunan  seperti UNDP, dan IFAD, dan selanjutnya kami menyambut hangat negara-negara lain atau mitra pembangunan lainnya yang ingin mengetahui dan mempelajari lebih jauh tentang konsep ini,” ujarnya.
 
Melalui pelaksanaan Konferensi ini, Kemendes PDTT juga ingin merangkul dan mengajak negara-negara lain dan mitra pembangunan yang hadir untuk bersama-sama menginisiasi pelembagaan satu platform jejaring Kerjasama antar desa, yang melintasi batas negara, dan menjadi wadah pertukaran pengetahuan dan pengalaman, serta mendiskusikan segala hal terkait pembangunan desa, yang secara aktif melibatkan kepala desa, atau perwakilan masyarakat desa itu sendiri, dan bukan sebatas pertemuan para pejabat penyusun kebijakan saja.
 
Ia meyakini, kolaborasi adalah salah satu kunci yang akan memungkinkan untuk menghadapi tahun 2023 yang penuh tantangan, di mana Inflasi tetap tinggi, ketidakpastian global tetap tinggi dan berbagai tantangan lainnya yang didorong oleh kenaikan harga pangan dan energi serta resesi yang  terus membayangi perjalanan dunia di tahun 2023.
 
“Saya ingin menambahkan satu lagi pemikiran terakhir sebelum saya menyimpulkan. Kolaborasi dan SDGs Desa bukanlah tujuan itu sendiri, melainkan hanya sebuah alat  untuk mencapai tujuan. Pada akhirnya, kolaborasi dan SDGs Desa tersebut harus membawa manfaat langsung bagi rakyat dan berkontribusi sebagai bagian dari sebuah solusi,” ucapnya.
 
Oleh sebab itu,  Kemendes PDTT memberikan fokus pada desa-desa di wilayah perbatasan, karena di wilayah desa di perbatasan, interaksi dan kolaborasi lintas batas menjadi sebuah keniscayaan yang. terjadi. 
 
Untuk itulah ia menyampaikan konsep SDGs Desa tersebut karena tujuan pembangunan berkelanjutan harus menjadi dasar hubungan persahabatan antarnegara dan antarbangsa.
 
Menurutnya norma-norma internasional, nasib dunia dan tata kelola global tidak dapat dibentuk oleh segelintir negara. Hanya dengan berkomitmen pada kolaborasi, kita dapat memastikan pencapaian SDGs 2030 di tengah tantangan-tantangan dunia yang berubah dengan cepat dan sulit diprediksi.(RAM)
sumber:kemendesa.go.id