01 Aug 2024
WIB
Berita Serba - Serbi
Thu, 01 Aug 2024 3 Views Operator

SERANG,- dan setengah dari tanda-tanda kekuasaan Allah, ialah tidurmu di waktu malam dan siang. Itulah sepenggal dasar sebuah ru'ya impian dan yang berhubungan dengan itu.

Impian atau disebut dengan bunga tidur  datang bisa dari mana saja, baik anak-anak, remaja, orang tua dan termasuk para nabi dan Rasul.

Menurut Hadits riwayat Bukhari, bahwasanya abu Hurairah r.a. berkata" saya telah mendengar Rasulullah Saw. Bersabda: tiada tinggal dari kenabian kecuali Almu-basysyirot, yaitu impian yang baik".

Selain itu, hadist berikutnya dari Bukhori dan Muslim "Apabila telah hampir hari qiamat maka mimpi orang mu'min hampir tidak pernah dusta. Dan mimpi seorang mu'min itu sebagian dari 1⁄46 (seperempat puluh enam) bagian dari kenabian". 

Impian dikategorikan dengan dua hal, yakni impian baik atau melihat impian yang digemari dan impian menakutkan atau busuk.

Dari dua kategori itu, Bukhori dan Muslim meriwayatkan dari Abu Qatadah r.a. bersabda Nabi Saw.: "Impian yang baik dari Allah, dan impian yang busuk dari syaithan, maka siapa yang mimpi sesuatu yang tidak digemarinya, hendaknya meniup/meludah ke sebelah kirinya 3 kali dan membaca a'udzu billahiminas syaithonirrojim, maka tidak akan membahayakan padanya."

Keterangan di atas menunjukkan sejatinya impian adalah sesuatu yang nyata adanya, karena telah dilandaskan oleh dasar hukum, yakni Al-Qur'an dan hadits. 

Melihat impian yang baik atau yang digemari, hendaknya mengucapkan pujian syukur kepada Allah, dan hendaknya diceritakannya kepada orang yang disukai.

Sebaliknya, jika mimpi yang menakutkan hendaklah berlindung kepada Allah, dan tidak usah dibicarakan kepada orang lain, maka tidak akan ada bahaya baginya.

Salim Bahreisy dalam kitab riadhus Shalihin jilid II menuturkan hadis Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah r.a. berkat Rasulullah: "siapa yang melihat saya dalam impian, maka pasti akan melihat saya pada waktu jaga atau seolah-olah telah melihat saya dalam waktu jaga, karena syaithan tidak dapat menyerupai saya".

Itulah sepenggal penjelasan ra'yu impian dan yang berhubungan dengan itu. Intinya impian seorang mu'min nyata adanya, dan bukanlah sebuah halusinasi, ngigo atau berkhayal disiang bolong dan/atau kesurupan. (HS/RED)

Share: