Pohon dengan nama ilmiah Agathis, yang sering disebut pohon damar, atau dalam bahasa Maori disebut kauri, adalah marga dari 21 spesies pohon yang selalu berdaun sepanjang tahun dari famili konifer purba Araucariaceae, merupakan tumbuhan asli Indonesia yang berada di Tanah Papua.
Pohon damar (Agathis dammara) adalah pohon yang memiliki ciri khusus yaitu berukuran besar dan tingginya bisa mencapai 65 meter. Batangnya silindris dan lurus dengan diameter mencapai 1,5 meter. Kulit batang berwarna abu-abu muda hingga coklat kemerahan.
Pohon yang banyak ditemui di Papua ini biasa digunakan dalam berbagai kegunaan. Getahnya sendiri bisa digunakan sebagai bahan baku industri seperti, korek api, plastik, plester, vernis cat, hingga kosmetik kecantikan.
Masyarakat Kampung Bariat, Sorong, Papua bahkan memanfaatkan getah ini sebagai pengobatan tradisional secara turun-temurun. Hal ini dilakukan berdasarkan adat istiadat yang masih diberlakukan untuk pemanfaatan getah damar.
Di tanah Papua pemanfaatan Getah Damar memiliki aturan tertentu baik dalam penggunaannya maupun mengenai batasan-batasan yang boleh diambil ketika memanen getah damar. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghargaan kepada alam
dan juga meminimalisir penggunaan secara
berlebihan.
Ternyata Selain budaya yang sakral, terdapat nilai-nilai pentingnya, Apalagi berbagai manfaat yang terkandung pada Getah Pohon Damar ini, yang sangat berguna di dunia kesehatan.
Pemanfaatan Getah Pohon Damar di Masyarakat Kampung Bariat, Sorong, Papua, Sering digunakan sebagai tanaman obat, karena Getah Pohon Damar memiliki zat enzim dan senyawa aromatik.
Selain itu juga memiliki manfaat untuk mengobati berbagai penyakit seperti:
Obat Diare, Obat Disentri, Salep, Obat untuk penyakit yang berkaitan dengan memori dan
Obat HIV serta masih banyak yang lainnya.
Itulah beberapa ciri khusus dan manfaat dari Pohon Damar yang Getahnya memiliki sejuta manfaat walaupun hasil peneliti sementara Dalam IUCN Redlist, Agathis borneensis atau Damar pilau berstatus endagered atau terancam punah.
Tren populasinya saat ini menunjukkan suatu penurunan. Penyebab utamanya adalah deforestasi atau pembabatan hutan dan eksploitasi yang berlebihan. Terutama yang terjadi beberapa dekade terakhir di Kalimantan dan Sumatera. (HS/RED).
Foto : Sumber Google.