SERANG,-badan pusat statistik (BPS) kota Serang menggelar acara diseminasi hasil sensus pertanian tahun 2023 tahap I dan Peresmian gedung kantor BPS kota Serang, bertempat di BPS kota Serang jalan raya Pandeglang pal 4 kelurahan Sukajaya, kecamatan Curug, Rabu 20 Desember 2023. Pj wali kota Serang Yedi rahmat dalam sambutannya mengatakan, ucapan terima kasih terkait data yang sudah disajikan dengan baik.
"Alhamdulillah, Semua kehidupan data ada semuanya mulai dari pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan data inflasi," ucap Pj wali kota Serang Yedi rahmat
"data sudah tersaji dengan baik. Kami mengucapkan terima kasih atas peran bps yang telah membantu Pemkot Serang atas data yang tersaji.Semoga BPS lebih maju dan data bisa dipertanggungjawabkan kedepan nya," imbuhnya
Sebelumnya, Kepala BPS Kota Serang Faizin mengatakan, ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kelancaran acara ini. Ia juga menuturkan, peresmian gedung BPS ini bagian dari sejarah.
"Karena dari mulai berdiri BPS tahun 2007 sampai dengan akhir 2022 itu ngontrak, dan pada tahun sekarang 2023 ini, memiliki gedung milik sendiri," ucap Faizin
"Mohon dengan sangat kepada penjabat wali kota Serang dan BPS provinsi untuk bisa menandatangani prasasti di gedung baru ini," imbuhnya
Diakhir penyampaiannya Faizin berpesan, kepada semua yang berkerja dan yang mengisi gedung ini, untuk bisa menjaga, merawat dan membersihkan nya.
Kepala BPS Provinsi Banten Faizal Anwar mengatakan, rumah tangga pertanian di Kota Serang mengalami penurunan terhitung sejak tahun 2013-2023.
"Dalam rentang waktu 10 tahun, ternyata rumah tangga pertanian di Kota Serang mengalami penurunan sebanyak 6 persen," ucap Faizal Anwar
Faizal Anwar memastikan di Kota Serang masih ada sekitar 18 ribu lebih rumah tangga pertanian yang berusaha di bidang pertanian.
"Artinya koor ekonomi masyarakat Kota Serang masih dipertahankan. Cuma proses karena lahan yang ada itu juga memang menjadi penurunan," ucapnya
Faizal Anwar menyakini dengan adanya penurunan 6 persen rumah tangga pertanian, tidak terlalu berdampak signifikan terhadap produktivitas pertanian.
"Saya pikir kalau produktivitas tidak. Tapi kalau pengurangan iya. Tapi persoalannya ketika ini kita bukan kurang. Bisa saja kita yang kemarin-kemarin sudah melebihi dari konsumsi yang dibutuhkan," katanya.
"Kita bisa mengekspor ke mana-mana. Artinya itu sangat tergantung pada bagaimana mekanisme survei deniment berjalan. Saya pikir itu. Itu mekanisme ekonomi," imbuh Faizal Anwar.
Terkait beberapa negara yang menutup impor pangannya karena mengalami hal serupa, kata Faizal Anwar lagi tidak terlalu berpengaruh terhadap ketahanan pangan di Indonesia, karena masih didapat dari daerah-daerah produktif lain di Indonesia.
"Sebenarnya di Indonesia saya pikir untuk ini saling. Untuk negara-negara tertentu iya. Saya tidak. Konteks luar negeri. Tapi antar daerah tertentu kan masih kita ini. Untuk Serang, Pandeglang, Lebak masih bisa juga. Serang iya. Untuk Pandeglang dan Lebak bisa saling menutupi. Kalau negara lain konteksnya sudah nasional," jelas dia.
Faizal Anwar menegaskan, menurunnya angka rumah tangga pertanian, karena lahannya yang terus menyusut, dan peminatnya yang kurang.
"Artinya penyebabnya penataan ruang, kurangnya peminat kaum muda untuk menjadi petani. Misalnya bapaknya petani anaknya tidak melanjutkan. Jadi berkurang atau lahannya tidak mencukupi. Tapi yang pasti data tadi dari rumah tangga pertaniannya belum membicarakan lahan," tegasnya.
Menurut Faizal Anwar, generasi muda saat ini kebanyakan minatnya bukan di bidang pertanian.
"Di non pertanian. Dan memang itu juga millenial, dan nanti kalau kita membicarakan kalau mau bedah itu kelompok petani yang paling banyak bertambah 10 tahun yang umur 55 tahun ke atas. Artinya sebenarnya petani-petani sekarang melanjutkan petani yang lama. Tapi petani baru yang 50 ke bawah berkurang," beber Faizal Anwar.
"Sebenarnya di Indonesia saya pikir untuk ini saling. Untuk negara-negara tertentu iya. Saya tidak. Konteks luar negeri. Tapi antar daerah tertentu kan masih kita ini. Untuk Serang, Pandeglang, Lebak masih bisa juga. Serang iya. Untuk Pandeglang dan Lebak bisa saling menutupi. Kalau negara lain konteksnya sudah nasional," jelas dia.
Faizal Anwar menegaskan, menurunnya angka rumah tangga pertanian, karena lahannya yang terus menyusut, dan peminatnya yang kurang.
"Artinya penyebabnya penataan ruang, kurangnya peminat kaum muda untuk menjadi petani. Misalnya bapaknya petani anaknya tidak melanjutkan. Jadi berkurang atau lahannya tidak mencukupi. Tapi yang pasti data tadi dari rumah tangga pertaniannya belum membicarakan lahan," tegasnya.
Menurut Faizal Anwar, generasi muda saat ini kebanyakan minatnya bukan di bidang pertanian.
"Di non pertanian. Dan memang itu juga millenial, dan nanti kalau kita membicarakan kalau mau bedah itu kelompok petani yang paling banyak bertambah 10 tahun yang umur 55 tahun ke atas. Artinya sebenarnya petani-petani sekarang melanjutkan petani yang lama. Tapi petani baru yang 50 ke bawah berkurang," beber Faizal Anwar.
Disingung soal bagaimana jika tidak ada lagi rumah tangga pertanian, Faizal Anwar menilai bahwa hal itu bila terjadi karena faktor alam.
"Saya pikir itu hukum alam. Kita tidak tahu apakah memang suatu saat ada teknologi tertentu. Kan kita masih konvensional. Dengan teknologi tertentu jangan-jangan mungkin ini menjadi tantangan. Apakah lahan sedikit dengan orangnya sedikit dengan teknologi yang tinggi produktivitas makin tinggi. Jadi tidak konvensional," pungkasnya.
Acara tersebut dihadiri oleh Kepala Bappeda Kota Serang Ina Linawati, Sekretaris Diskominfo Kota Serang Sudirman. (HS/RED)
Pembuat artikel: Benies Husaeni, M.Pd