
Berawal dari Melalui seleksi pemuda pelopor tingkat kota Serang tahun 2022 yang di selenggarakan oleh Disparpora Kota Serang, Mia Widyaningsih Founder Rumah Riset Bager kembali meraih juara sebagai pemuda pelopor dalam bidang Inovasi Teknologi yang membawakan sebuah Produk BAGERMASUK (baterai ager dan tomat busuk) Inovasi biobaterai berbahan dasar Karagenan dn Tomat busuk yang ramah lingkungan.
Senin, tanggal 13 Juni 2022 pukul 11.00 WIB, keputusan kepala Disparpora kota Serang tentang penetapan juara Seleleksi Pemuda Pelopor Kota Serang tahun 2022. Mia Widyaningsih terpilih sebagai juara 1 bidang inovasi teknologi Pemuda pelopor kota serang.
Kemudian, dari seleksi tersebut terpilih sebagai salah satu perwakilan pemuda pelopor tingkat kota serang menuju ke Tingkat Provinsi yang diselenggarakan oleh Dispora Provinsi Banten.
Dari seleksi Pemuda Pelopor di Provinsi Banten, Mia Widyaningsih kembali meraih prestasinya lagi yaitu mendapat kan juara 1 Bidang Inovasi Teknologi pemuda pelopor Tingkat Provinsi Banten tahun 2022.
Rabu, 22 Juni 2022, keputusan kepala DISPORA Provinsi Banten menetapkan juara seleksi Pemuda Pelopor Tingkat Provinsi Banten tahun 2022, Mia Widyaningsih terpilih sebagai juara 1 Bidang Inovasi teknologi. Ternyata tidak berhenti sampai disitu, tahapan selanjutnya menuju ke tingkat Nasional mewakili provinsi Banten, pada Jumat, 22 Juli 2022 Kemenpora RI melakukan tahap fact finding ke Kota Serang tempat kepeloporan saya. Kemudian saya mendapatkan kabar berita pada tanggal 20 September 2022, Surat yang disampaikan kepada DISPORA Prov Banten yang menyatakan bahwa Mia Widyaningsih merupakan salah satu peserta yang lolos untuk mewakili Provinsi Banten melakukan Presentasi Kepeloporannya yang akan diselenggarakan pada tanggal 3-6 Oktober 2022 di Jakarta.
BAGERMASUK merupakan sebuah produk biobaterai. Bagermasuk merupan baterai ager dan tomat busuk, inovasi biobaterai berbahan dasar karagenan dan tomat busuk yang ramah lingkungan. Untuk menciptakan indonesia emas 2045 bahwa saya sebagai pemuda ikut serta dalam mewujudkn cita-cita bangsa indonesia tahun 2045, dengan mengembangkan SDM dan IPTEK,
Saat ini iptek tidak luput dri penggunaan elektronik semua perangkat elektronik menggunakan baterai. Namun dalam permasalahannya ketika baterai tersebut sudah habis masa pakainya limbah dari baterai tersebut termasuk kedalam Limbah B3 bahan berbahaya dn beracun. Maka dari ini munculah sebuah ide untuk mencegah pencemaran lingkungan, yaitu pembuatan biobaterai yg langkah awalnya menyusun sebuah elektrolit nya mencari komposisi yang pas untuk elektrolit baterai.
Kemudian saya dan tim Yang awal nya terdiri dari 3 orang yaitu Saya Mia Widyaningsih, muhamad Abidin dan Ashary Fathul hafidz membuat inovasi berbahan dasar tomat busuk dan berhasil menghasilkan daya listrik namun masih mengalami kekurangan dan evaluasian bahwa bateria tersebut masih bocor krna masih dalam bentuk cair. Tim kami pun d bimbing oleh Dr. Anceu Murniati yaitu kepala LPPM saat itu di Universitas Jenderal Achmad Yani. Kemudian kami meng inovasikan lagi tomat busuk dg abu sekam hal tersbut juga masih mengalami kebocoran.
Dan selanjutnya di inovasikan lagi ampas kelapa dn tomat busuk namun daya yg dihasilkan masih kecil dn penyerapannya masih kurang stabil. Maka dari itu digunakan baterai ager dn tomat busuk sebagai elektrolit padat berbahan dasar karagenan dn tomat busuk. Digunakan tomat busuk tersebut karena rentan mengalami kebusukan dn pH nya asam sehingga mampu menjadi elektrolit dn digunakan karagenan sebagai zat pengemulsi untuk membentuk agar, karagenan berasal dari rumput laut.
Bager masuk tersebut dapat di aplikasikan pada jam, remot dn mainan anak anak yang menggunakan jenis baterai AA.
Hal tersebut sudah di sosialisasikan kepda masyarakat dan nantinya untuk di kembangkan atau di komersilkan kepada masyarakat khususnya di banten menjadi sebuah produk industri lokal. (FL/RED).
Share:
Categories
More News





