22 Jun 2025
WIB
Berita Pemerintahan

SERANG,- Meski Provinsi Banten tergolong aman dalam kecukupan sandang, pangan, dan papan. Namun, kedaulatan pangan yang sesungguhnya belum tercapai, oleh karenanya, gerakan 'bela beli' produk pertanian lokal langsung dari petani sekitar menjadi langkah nyata.

Hal itu disampaikan Ketua Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia (PISPI) Wilayah Banten, Asep Mulya Hidayat, saat menyambut Hari Krida Pertanian Nasional, bertempat di TBM Titik literasi, Taktakan, Kota Serang, Jum'at (20/06/2026)

"Peringatan ini menjadi bentuk penghormatan kepada para petani, peternak, dan seluruh pelaku utama sektor pertanian yang telah berkontribusi dalam pembangunan pertanian Indonesia. Dengan membeli hasil panen tanpa perantara berlebihan itu sudah menjadi bagian menjaga kesejahteraan petani, memperkuat rantai pasokan lokal, dan membuat wilayah lebih tangguh," kata Asep 

Ia juga menjelaskan, dalam menghadapi fluktuasi harga dan/atau gangguan eksternal di lapangan. Perlu kiranya langkah dan/atau praktek konkret untuk meminimalisir problem tersebut.

"Saya memiliki ide gagasan langkah konkret itu dengan cara langsung membeli sayuran, buah dan produk olahan petani dari para petani. Dengan begitu Asta Cita kedaulatan pangan di Banten khusus bisa terealisasi," jelasnya

Sementara itu, Pemuda pelopor Kota Serang Dian Nupus mengatakan, regenerasi petani kiranya perlu di fokuskan. Karena, menurutnya urgensinya sangat vital dalam keberlanjutan petani dan ketahanan pangan.

Oleh karena itu, ia mengungkapkan harus adanya langkah strategis dan/atau konkret pada pengaplikasiannya.

"Baik dengan pendampingan teknologi tepat guna seperti aplikasi sederhana untuk memantau hasil tanam, program magang lapangan yang menjembatani pelajar dengan petani senior, mengintegrasikan literasi digital untuk pemasaran online tanpa mengabaikan nilai-nilai lokal, agar pertanian dilihat sebagai profesi modern dan menjanjikan," tuturnya

Perwakilan Babasan, Rahmat Rohmanudin memaparkan filosofi bisnis, perlu didokumentasikan dengan rapih dan terstruktur. Selain untuk menarik minat konsumen, menurutnya, strategi ini juga bagian dari motivasi para konsumen untuk melakukan gerakan bela beli terhadap produk petani secara langsung.

"transparansi rantai pasok melalui komunikasi awal dengan petani, penjadwalan panen, dan distribusi yang adil, serta peluang kolaborasi agrowisata—seperti kunjungan ke kebun mitra, demo budidaya, atau workshop pengolahan hasil—agar wisatawan merasakan langsung kisah di balik makanan yang disantap adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan/memiliki peranan penting guna mendukung gerakan bela beli," jelasnya

Selanjutnya, Rangkaian paparan dilanjutkan para pemateri, salah satunya dari Kang Nong Banten 2025 yang diwakili oleh Ratu Inayah dan Nabil Aqilah Baang.

Mereka memaparkan bahwa desa-desa di Banten memiliki kekayaan alam dan warisan budaya yang dapat diolah menjadi agrowisata berkelanjutan, misalnya tur kebun, pengalaman panen bersama, dan produksi olahan hasil tani sebagai cenderamata. 

Model kemitraan langsung dengan petani dijabarkan sebagai kunci agar pendapatan tambahan mengalir tanpa perantara berlebih, sehingga ekonomi lokal tumbuh sambil melestarikan kearifan tradisional sebagai daya tarik wisatawan. 

"Dengan rangkaian paparan dan penjelasan dalam acara ini, setiap peserta diajak menjadi pelaku utama perubahan—membeli langsung hasil panen, memotivasi generasi muda menanam, merancang agrowisata desa, dan menyebarkan narasi produk lokal—menjadikan momen menyambut Hari Krida Pertanian ini menjadi awal gerakan kolektif, dan bukan sekadar seremoni, tetapi titik tolak aksi nyata guna memperkuat ketahanan dan kedaulatan pangan di Banten," pungkasnya. (HS/RED)

Share: